Edhy Aruman
Sejak diperkenalkannya pada tahun 1948, sistem makanan sekolah di Finlandia telah mengalami transformasi signifikan, mencerminkan perubahan dalam kebijakan pendidikan, pemahaman gizi, dan nilai-nilai sosial.
Pada awalnya, makanan sekolah terdiri dari hidangan sederhana seperti sup, bubur, dan makanan cair lainnya. Anak-anak sering membawa roti dan susu dari rumah untuk melengkapi makanan yang disediakan di sekolah.
Namun, pada tahun 1960-an, dengan diperkenalkannya makanan beku dan olahan, serta peningkatan fasilitas dapur di sekolah, menu mulai menjadi lebih beragam, termasuk sayuran dan hidangan baru seperti nasi dan spageti.
Tahun 1970-an menandai perubahan signifikan dengan diperkenalkannya makanan padat dan penggunaan peralatan makan seperti garpu dan pisau. Menu menjadi lebih bervariasi, mencakup hidangan seperti steak hati cincang dan fillet ayam. Periode ini juga melihat perluasan hak atas makanan gratis ke tingkat pendidikan menengah atas dan kejuruan .
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, pengaruh internasional mulai mempengaruhi menu makanan sekolah, dengan pasta menjadi populer. Teknologi dapur modern, seperti oven multifungsi dan ketel pencampur, meningkatkan efisiensi dan memungkinkan diversifikasi menu.
Selain itu, pilihan makanan vegetarian mulai diperkenalkan, mencerminkan meningkatnya kesadaran akan kebutuhan diet yang berbeda.
Memasuki abad ke-21, makanan sekolah di Finlandia menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan, dengan fokus pada keberlanjutan dan pilihan sadar iklim. Menu dirancang untuk memenuhi sekitar sepertiga kebutuhan energi harian siswa, dan pilihan vegetarian tersedia setiap hari .
Model piring yang dianjurkan oleh Dewan Nutrisi Nasional Finlandia membagi piring menjadi setengah untuk sayuran matang dan mentah, seperempat untuk kentang, nasi, atau pasta, dan seperempat untuk daging, ikan, atau telur. Makanan dilengkapi dengan roti gandum dan susu rendah lemak, mencerminkan komitmen terhadap pola makan seimbang dan pendidikan gizi .
Evolusi makanan sekolah di Finlandia mencerminkan komitmen negara terhadap kesejahteraan anak-anak, pendidikan gizi, dan kesetaraan sosial, menjadikannya model yang diakui secara internasional dalam penyediaan makanan sekolah gratis dan bergizi.
